Cari Blog Ini

Kamis, 23 September 2010

SEDAPAT-DAPATNYA

Tidak ada manusia yang sempurna, siapa pun orang tersebut. Sepandai- pandainya tupai melompat, sekali waktu ia akan jatuh juga. Di atas bintang masih ada langit. Semua prestasi yang dicapai manusia, pasti ada batasnya. Daya jangkau manusia selalu terbatas. Selalu saja masih di bawah standar "kesempurnaan".
Paulus sadar akan hal itu. Itulah sebabnya tatkala ia memberi nasihat kepada jemaat, ia tidak menuntut kesempurnaan. Ia tidak menunjuk kepada anjuran yang muluk-muluk. "Janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana" (ayat 16). Bahkan, dalam hal menerapkan kebaikan pun, kita harus tetap realistis. Melakukannya sebisa mungkin, sejauh yang dapat kita upayakan. Oleh karena itu, ia menambahkan kalimat "sedapat-dapatnya".
Di ruang praktik seorang dokter kenalan saya, terpasang tulisan di dinding yang menjadi prinsipnya dalam bekerja. Bunyinya begini:
Sedapat-dapatnya lakukanlah semua yang baik Sedapat-dapatnya dengan segala macam cara dan upaya Sedapat-dapatnya di segala waktu yang ada Sedapat-dapatnya kepada siapa saja yang kamu temui Sedapat-
dapatnya selama mungkin kamu bisa melakukannya.
Saya rasa ia benar. Begitulah semangat yang seharusnya merasuki orang kristiani. Tak terlalu muluk hingga tak terlaksana apa-apa, tetapi tidak juga menjadi malas. Melakukan kehendak Tuhan dengan tekad "sedapat-dapatnya". Tak lebih dan tak kurang dari itu.

MARI KITA AKUI KETIDAKSEMPURNAAN KITA
SAMBIL BERTEKAD MENJANGKAU SEDAPAT MUNGKIN YANG KITA BISA

Sumber : Yayasan Gloria

Tidak ada komentar: